Cari Blog Ini

Senin, 13 Juli 2009

suramadu

PASAR WISATA SURAMADU SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT MADURA

oleh : Khotim Fadhli dan Laili Indra Mufidah


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah atau daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dilakukakan melalui pembangunan-pembangunan yang ada di beberapa daerah terutama daerah yang terbelakang atau kurang beruntung. Hal ini cukup penting karena kemiskinan yang telah sedemikian peliknya harus dipecahkan. Kemiskinan yang terjadi akibat kurang meratanya pembangunan di daerah-daerah karena pada umumnya daerah tersebut kurang siap memegang kebijakan desentralisasi dari pemerintah pusat.

Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah satu propinsi dengan kerapatan penduduk yang padat. Sebagai pintu gerbang Indonesia Timur, Jawa Timur juga memegang kunci penting laju industri dan perdagangan, maka tidak dapat ditolak jika jalur transportasi menjadi bagian penting laju roda industri. Sementara di sisi lain, Pulau Madura yang menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur, mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju pertumbuhan ekonomi lambat dan income perkapita tertinggal.

Secara geografis, Madura terdiri dari empat Kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan paling ujung timur Kabupaten Sumenep. Selain empat kabupaten itu, Madura mempunyai 77 kepulauan, semuanya berada di Sumenep, kecuali satu pulau berada di Kabupaten Sampang, pulau Mandangin, perjalanan sekitar 2 jam dengan perahu kecil dari kota Sampang ke arah selatan. Sedangkan luas area pulau Madura mencapai 5.250 km2 dengan penduduk lebih dari 4 juta jiwa.

Pulau Madura memiliki luas sekitar 160 x 30 km atau sekitar 10 persen dari total luas Jawa Timur. Banyak orang beranggapan bahwa pulau Madura merupakan pulau yang tandus dan panas, tetapi tidak berarti pulau Madura tidak memiliki wisata yang mempesona, padahal di sana ada banyak tempat wisata, baik wisata rekreasi ataupun religi, misalkan di sumenep ada pantai lombang, makam air mata ibu, dan lain-lain.

Sebelum dibangunnya jembatan Suramadu, orang maupun kendaraan yang menuju ke Madura dapat dilakukan dengan menggunakan kapal feri atau kapal penyebrangan yang ditempuh sekitar 40 menit dari pelabuhan penyerangan ujung di Tanjung Perak Surabaya. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat membuat pembangunan jembatan Suramadu dinilai penting sebagai pembuka awal.

Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan mampu mereduksi ketimpangan social yang ada di Madura. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah lain. Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional.

Masyarakat Madura kini boleh berbangga. Dengan dibangunnya jembatan Suramadu, warga Madura tampaknya telah memiliki ikon baru yang prestisius. Bagaimana tidak, jembatan yang menelan biaya sekitar Rp 4,5 triliun dan memiliki panjang 5,4 km itu akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia yang pertama kali menghubungkan dua pulau; Jawa dan Madura. Namun kebanggaan itu janganlah berlebihan. Sebab, banyak kajian yang membahas tentang relevansi efek keberadaan Jembatan Suramadu dengan kecenderungan pada siapkah warga Madura akan tantangan yang terbentang kedepannya.

Menurut Keputusan Presiden Nomor 79 Tahun 2003 tentang tujuan dibangunnya Jembatan Suramadu adalah untuk lebih meningkatkan pembangunan di Pulau Madura, sebagai upaya dalam memacu perluasan kawasan industri, perumahan, dan sektor lainnya, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan menghubungkan Pulau Jawa dan Madura.

Untuk merealisasikan output diatas, diperlukan adanya individu-individu kreatif yang siap berkompetisi. Oleh Karena itu salah satu indikator penting akan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang handal dan kreatif untuk memanfaatkan wisata jembatan suramadu sebagai peluang emas dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar khususnya. (www.desantara.org)

Pembangunan Jembatan Suramadu tidak hanya sekedar membangun jembatannya, tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan perekonomian Madura yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur. Hal tersebut harus diimbangi dengan kesiapan masyarakat Madura untuk mampu bersaing karena bukan tidak mungkin orang maupun modal akan masuk ke Madura karena alasan pembangunan jembatan suramadu juga mempertimbangkan potensi yang ada di Madura.

Madura memiliki potensi besar. ”Pulau Madura memiliki potensi sumber daya yang cukup besar, seperti tanaman pangan, peternakan, perikanan, pertambangan golongan C, minyak dan gas bumi, serta kawasan wisata, Sayangnya, besarnya potensi tersebut tidak membuat wilayah Madura berkembang pesat. Sulitnya aksesibilitas dan infrastruktur lain yang belum memadai antara Madura dan kawasan Surabaya menjadi pemicu. ”Dengan keberadaan jembatan akan terintegrasi dengan rencana jaringan jalan simpang susun Waru-Tanjung Perak, dan Bandara Juanda, serta jaringan tol trans-Jawa.

(http://surabayawebs.com/index.php/2009/06/11/dampak-suramadu-struktur-tata-ruang-jatim-berubah-dishub-perpanjang-trayek/)

Harapan pemerintah atas dibangunnya jembatan suramadu adalah adanya peluang ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat Madura, sehingga peningkatan ekonomi akan merata. Akan tetapi, jembatan suramadu ini juga mengakibatkan dampak yang cukup miris terhadap masyarakat Madura karena kurang adanya rencana yang matang dari pihak pemerintah daerah maupun masyarakat madura dalam memaksimalkan SDM dan SDA yang berpotensi serta antisipasi dari dampak yang ditimbulkan akibat jembatan suramadu.

Kurang siapnya pemerintah daerah terbukti dengan dampak yang dialami pedagang yang setiap harinya mengais rezeki dari berdagang di pelabuhan Ujung Kamal. Menurut para pedagang pendapatan yang diperoleh setelah berdirinya jembatan suramadu dioperasikan mengalami penurunan drastis karena penumpang kapal feri lebih memilih melewati jalur darat yaitu jembatan suramadu yang berukuran 5.438 meter tersebut. Akibatnya para pedagang di pelabuhan Ujung Kamal kehilangan para pembelinya.

Untuk mengatasi permasalahan bagi pedagang yang setiap harinya mengais rezeki dari berdagang di pelabuhan Ujung Kamal dan meningkatkan perekonomian masyarakat Madura, harus dilakukan pemberdayaan dan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada. Baik potensi fisik (lahan pantai, makam ulama’ yang bersejarah dan wisata-wisata yang sudah ada), maupun potensi sumber daya manusianya. Dalam tulisan kali ini, penulis akan menawarkan pemberdayaan dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut melalui pasar wisata suramadu sebagai alternatif peningkatan perekonomian masyarakat madura

1.2. Rumusan Masalah

Memperhatikan kondisi masyarakat Madura dan jembatan Suramadu yang masih kurang terberdayakan secara maksimal, perlu adanya solusi atau alternatif yang dapat menambah nilai manfaat bagi jembatan suramadu dan masyarakat Madura, maka rumusan masalah penulisan ini yaitu?

Bagaimana Konsep Pasar Wisata Suramadu sebagai Alternatif Peningkatan Perekonomian Masyarakat Madura?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah memberikan solusi pemanfaatan potensi-potensi sumber daya yang ada dan keindahan jembatan suramadu serta memberikan alternatif bagi masyarakat untuk meningkatkakan perekonomian.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah:

1. Agar masyarakat Madura menemukan solusi atau alternitaf untuk meningkatkan perekonomian.

2. Agar dijadikan sebagai solusi atau alternatif dalam pemanfaatan potensi-potensi sumber daya alam yang ada dan keindahan jembatan suramadu.


BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Pasar

Pasar mempunyai peranan yang cukup besar bagi masyarakat karena didalamnya terjadi suatu aktifitas ekonomi. Banyak para ahli ekonomi yang mendefinisikan atau menggambarkan pengertian pasar, diantaranya yaitu:

Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar secara luas menurut W. J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.

(http://organisasi.org/pengertian_definisi_pasar_dan_faktor_produksi_ilmu_ekonomi_manajemen)

Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau lebih jelasnya daerah, tempat, wilayah, area yang mendukung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga. (M Fuad, dkk, 2000 : 120)

Pasar adalah alat yang memungkinkan pembeli dan penjual melakukan pertukaran, pasar menggabungkan dua pihak pertukaran – penawaran dan permintaan – untuk menentukan harga dan jumlah (William A.McEachhern, 2000 : 4)

Pasar adalah tempat pertemuan individuyang meminta faktor maupun barang dan jasa serta individu yang menawarkan faktor maupun barang dan jasa. (Sukanto Reksohadiprodjo, 2001 : 27)

Berdasarkan beberapa pengertian pasar di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar merupakan suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli sehingga terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran. Jadi, terdapat faktor–faktor yang menunjang terjadinya pasar, yakni: keinginan, daya beli, dan tingkah laku pembelian.

2.2. Wisata

Wisata pada umumnya dianggap oleh orang-orang sebagai sesuatu yang indah, nyaman, santai dan menyenangkan. Pengertian wisata adalah sebagai berikut:

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata

Menurut Wahab, pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. (Salah Wahab, 1975 : 55).

Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh Kodhyat adalah: Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. (Kodhyat, 1983 : 4)

James mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. (James J. Spillane, 1982:20)

Robert dan Shaskinant mengemukakan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya. (Robert McIntosh dan Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti, 1992 : 8)

Richard menjelaskan definisi pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar, 2000 : 46-47).

(http://arison001.blogspot.com/2008/02/pengertian-pariwisata.html)

Berdasarkan beberapa definisi wisata di atas dapat disimpulkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan secara sukarela yang dilakukan sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata yang tersedia. Jadi, wisata mengandung beberapa unsur yaitu: kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

2.3. Perekonomian

Perekonomian merupakan suatu yang kompleks yang dihadapi oleh setiap Negara, bahkan setiap orang. Perekonomian merupakan suatu konsep tentang bagaimana orang mencari, memperoleh, mengolah dan memasarkan suatu barang atau uang untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginan hidupnya.

Perekonomian merupakan perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Sehingga perekonomian mempunyai peran yang besar dalam pencarian kesejahteraan individu.

2.4. Gambaran Umum Madura dan Masyarakat Madura

Pulau Madura dengan keadaan yang dikelilingi pantai memiliki luas sekitar 160 x 30 km atau sekitar 10 persen dari total luas Jawa Timur. Potensi yang dimiliki Madura cukup yang luar biasa. Bahkan, hampir menyamai dengan potensi yang dimiliki pulau Jawa. Salah satu potensi itu adalah minyak yang ada pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep. Setiap harinya menghasilkan 11,74 juta barel minyak dan kondensat, serta 947 juta kaki kubik gas. Selain itu, ada beberapa tempat wisata terutama wisata religi, misalkan di makam air mata ibu.

Masyarakat Madura adalah bertempramen keras, memiliki budaya karapan sapi dan carok (perkelahian dengan menggunakan senjata clurit antar lelaki hingga tewas). Kebudayaan carok saat ini sudah tidak ada karena perkembangan jaman dan tingkatnya pendidikan. Sebagai wujud rasa gembira setelah mengadakan karapan sapi trdisional se Madura, biasanya masyarakat Madura mengadakan pesta semalam yang diadakan di monumen Arek Lancor Kabupaten Pamekasan. Acara tersebut diisi dengan makan bersama masakan khas tradisional Madura, sambil menikmati budaya adat tradisional se-Madura dan pentas kesenian klasik berupa tari-tarian tradisional Madura seperti tari topeng gethak, tari rondhing, dan lain-lain.

2.5. Gambaran Umum Jembatan Suramadu

Jembatan suramadu merupakan jembatan yang menghubungkan antara Jawa dengan Madura melalui jalur darat yang difungsikan untuk jalur transportasi darat. Jembatan Suramadu, awal pembangunannya diresmikan oleh mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, pada Agustus 2003 dan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Juni 2009, menghubungkan Pulau Madura di kawasan Bangkalan dan Pulau Jawa di kawasan Surabaya dengan lintasan selat Madura.

Saat ini, jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang di Indonesia, karena mempunyai panjang 5.438 m. Yang unik dari jembatan Suramadu ialah adanya tiga bagian yang membagi jembatan ini, yakni jembatan penghubung (approach bridge), jembatan utama (main bridge) dan jembatan layang (causeway).

Tujuan utama dari dibangunnya jembatan Suramadu ialah untuk mempercepat proses pembangunan di wilayah pulau Madura, yakni pembangunan pada bidang ekonomi dan infrastruktur di Madura, yang cukup tertinggal jika dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Dan biaya untuk pembangunan jembatan Suramadu menghabiskan biaya kira-kira 4.5 triliun rupiah. Ada 3 sisi yang digunakan dalam membangun jembatan Suramadu ini, yakni dari sisi Surabaya dan sisi bangkalan Madura. Selain itu, saat yang sama juga dibangun jembatan bentang tengah untuk membangun dari main bridge dan approach bridge.

Konstruksi:

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.

(http://rumahabi.info/jembatan-suramadu-dan-penjelasan-suramadu. html)


BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode yang kami gunakan dalam pengumpulan data untuk penulisan karya tulis ini adalah:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu suatu kegiatan mempelajari buku-buku literatur dan sumber lain yang ada hubungannya dengan penulisan karya tulis ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu kegiatan mencari data yang dilakukan melalui pengamatan di lapangan

Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan karya tulis ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

a. Wawancara (intervew)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 155), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukakan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis melakukan wawancara secara langsung kepada beberapa orang madura.

b. Pengamatan / Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 156), observasi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra atau pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenonema-fenonema yang diselidiki. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis melakukan observasi di jembatan Suramadu.

c. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 158), Metode dokumentasi yaitu cara mencari data atau hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, makalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya. Adapun instrumen yang dipakai adalah chek list yaitu daftar yang akan dikumpulkan datanya, dalam hal ini penulis memberikan tanda pada setiap pemunculan gejala yang dimaksud dalam kondisi atau keadaan yang sesuai dengan rancangan yang dibuat

3.2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data yang diperoleh pada karya tulis ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil analisis diperoleh dari hasil pengamatan data dan didiskusikan secara kelompok berdasarkan referensi.


BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1. Analisis

Pulau Madura memiliki luas sekitar 160 x 30 km atau sekitar 10 persen dari total luas Jawa Timur. Potensi yang dimiliki Madura cukup yang luar biasa. Bahkan, hampir menyamai dengan potensi yang dimiliki pulau Jawa. Salah satu potensi itu adalah minyak yang ada pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep. Setiap harinya menghasilkan 11,74 juta barel minyak dan kondensat, serta 947 juta kaki kubik gas.

Kabupaten lain yang ada di Madura, yaitu tiga kabupaten lain juga memiliki potensi yang luar biasa. Bukti potensi yang dimiliki dari tiga kabupaten lainnya adalah memperoleh PAD yang mencapai lebih dari 16, sekian milliar masing-masing kabupaten. Hanya Sumenep yang paling tinggi hingga mencapai lebih 25, sekian milliar setiap tahun.

Potensi lain yang dimiliki oleh Madura yaitu merupakan pulau yang memiliki keindahan alam cukup banyak terutama pantai, karena Madura merupakan suatu pulau yang masih alami dengan kondisi pegunungan dan hutan yang tropis serta dikelilingi oleh pantai. Selain itu, banyak terdapat tempat wisata, terutama wisata religi. Ada banyak makam ulama muslim yang sering dikunjungi atau diziarahi oleh masyarakat muslim, baik itu masyarakat Madura sendiri maupun peziarah dari luar Madura. Kelebihan ini seharusnya dapat menjadikan Madura cukup besar dalam tingkat perekonomian masyaraktnya.

Kelemahan dari pemerintah daerah dan masyarakat Madura adalah masih belum mampu mengemas seindah dan semaksimal mungkin keunggulan yang dimilikinya sehingga belum menjadi produk atau kawasan unggulan, serta kurang mampu menarik wisatawan local maupun asing sehingga wisatawan belum menjadikan Madura sebagai tujuan dalam berwisata.

Untuk mengembangkan itu, tentu membutuhkan kreatifitas produktif dari masyarakat Madura. Maka dengan tersambungnya jembatan suramadu itu menuntut adanya kreatifitas tinggi dari masyarakat madura. Mungkin secara geografis sudah siap, tetapi secara SDM, bagi masyarakat Madura masih penting untuk dipertanyakan. Pasalnya, walaupun Madura memiliki potensi alam yang luar biasa, masih lebih banyak masyarakat luar madura yang menikmati. Buktinya, minyak yang menghasilkan hingga mencapai 11,74 juga barel itu masih dikirim ke Gersik, bukan dikelola oleh masyarakat Madura sendiri.

Keberadaan Jembatan Suramadu dinilai kalangan ekonom masih jauh dari kata menguntungkan bagi masyarakat Madura. Kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Madura yang masih rendah disebut sebagai kendala utama peningkatan perekonomian masyarakat pasca peresmian Jembatan Suramadu. Walaupun di pulau Madura mempunyai banyak sekali keunggulan misalnya minyak dan seandainya minyak itu dikelola masyarakat Madura dengan SDM yang memadai, kemungkinan besar kemiskinan di Madura tidak akan terjadi. Namun kemiskinan masih menjangkiti masyarakat yang dikenal agamis ini. Itu dibuktikan dengan masih meningkatnya keluarga miskin di Madura.

Tahun 2008, jumlah penerima raskin di Kabupaten Bangkalan mencapai 93.352 sedangkan pada 2009 meningkat menjadi 97.628 penerima raskin. Pamekasan pada tahun 2008 mencapai 95.101 meningkat 112.320 di tahun 2009. Sementara, Sumenep dengan PAD paling besar, jumlah penerima raskin juga paling tinggi. Tahun 2008 jumlah penerima raskin di Kabupaten puluhan pulau itu mencapai 128.787 meningkat menjadi 139.780 di tahun 2009. Hanya Sampang yang mengurangi jumlah penerima raskin. Tahun 2008 penerima raskin mencapai 153.725 menurun menjadi 140.357 di tahun 2009. Total penduduk yang tergolong miskin di Madura mencapai 470.965 tahun 2008 dan 490.085 di tahun 2009.

(http://cahayapemikiran.blogspot.com/2009/05/merebut-madura-pasca -suramadu.html)

Kemiskinan yang muncul di madura terjadi karena beberapa ketimpangan pembangunan masyarakat Madura, terutama dalam perekonomian. Ketimpangan tersebut terjadi karena sulitnya jalur transportasi dan keadaan masyarakat yang kurang ada pengembangan dan pengolahan dalam perekonomian. Hal ini menjadikan Madura kurang terberdayakan secara maksimal dan lambat dalam proses pembangunan.

Jembatan Suramadu tampaknya menjadikan warga Madura memiliki ikon baru yang prestisius. Jembatan yang menelan biaya sekitar Rp 4,5 triliun dan memiliki panjang 5,4 km itu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia yang pertama kali menghubungkan dua pulau; Jawa dan Madura. Namun perlu banyak kajian yang membahas tentang relevansi efek keberadaan Jembatan Suramadu dengan kecenderungan pada siapkah warga Madura akan tantangan yang terbentang kedepannya.

Secara ekonomi, pembangunan Jembatan Suramadu dan jalan aksesnya diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitar. Dampak negatif dari pembangunan jembatan suramadu diantaranya adalah semakin menurunnya pendapatan pedagang-pedagang di pelabuhan karena kondisi penyebrangan yang memanfaatkan jalur penyebrangan kapal feri dari pelabuhan Perak ke pelabuhan Ujung-Kamal dan sebaliknya semakin sepi.

Menurunnya pendapatan para pedagang yang biasanya berjualan di pelabuhan Ujung–Kamal Madura yang di dalamnya terdapat kapal feri yang setiap harinya mengantarkan para penumpangnya dari Surabaya–Madura melewati jalur laut merupakan dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Dari terealisasikannya sebuah jembatan megah yang menghubungkan akses antara Surabaya–Madura, mengakibatkan sebagian kecil dari elemen–elemen perekonomian masyarakat sekitar Jembatan Suramadu mengalami penurunan pendapatan, terutama para pedagang di pelabuhan Ujung–Kamal.

Dampak-dampak negatif yang muncul akibat terealisasikannya jembatan Suramadu harus secepatnya diatasi oleh pemerintah provinsi dan harus segera mengambil tindakan agar perekonomian kembali pulih sehingga para pedagang dapat berjualan kembali, mengembalikan pendapatan mereka stabil atau bahkan menjadikan para pedagang tersebut pendapatannya bertambah dengan tersedianya fasilitas–fasilitas yang diberikan oleh pemerintah setempat. Hal ini harus secepatnya dilaksanakan agar tidak melenceng dari tujuan utama dibangunnya jembatan Suramadu.

Tujuan utama dari dibangunnya jembatan Suramadu ialah untuk mempercepat proses pembangunan di wilayah pulau Madura, yakni pembangunan pada bidang ekonomi dan infrastruktur di Madura, yang cukup tertinggal jika dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. (http://rumahabi.info/jembatan-suramadu-dan-penjelasan-suramadu. html)

Wilayah yang diperkirakan terkena dampak dibangunnya Jembatan Suramadu adalah Kecamatan Tambaksari, Bulak dan Kenjeran di Surabaya, Kecamatan Labang, Tragah dan Burneh di Kabupaten Bangkalan Madura, serta alur Selat Madura yang merupakan sarana lalu lintas dan sumber mata pencaharian nelayan.

Selain dampak negatif, ada juga dampak positif dari terbangunnya jembatan suramadu yaitu mudahnya transportasi darat yang diharapkan masyarakat akan lebih antusias untuk ke Madura dan lebih memudahkan pembangunan di Madura, sehingga mampu peningkatan perekonomian masyarakat Madura secara keseluruhan.

4.2. Sintesis

Madura memiliki banyak potensi yang pada dasarnya dapat dikembangkan sebagai lahan perekonomian. Pemerintah dan masyarakat Madura harusnya mampu mengembangkan potensi yang ada. Misalkan Pemanfaatan jasa lingkungan untuk kepentingan wisata alam. Pemanfaatan tersebut perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan peran / partisipasi masyarakat.

Jembatan Suramadu yang telah beroprasi menjadikan salah satu gerbang perekonomian terbuka di Madura dan pemerintah maupun masyarakat Madura sebagai pulau yang terhubung dengan Jawa harus lebih kompetitif dalam persaingan. Dampak tersebut merupakan suatu motivasi agar Madura mampu mengatasi perekonomian yang ada sehingga harus segera dicarikan cara untuk lebih memaksimalkan sumber daya yang ada.

Berdasarkan pembacaan lokasi Madura yang ada di sekitar jembatan Suramadu yang mempunyai panjang 5.438 meter tersebut sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Cara mengatasi atau menindak lanjuti dampak yang diakibatkan berdirinya jembatan Suramadu dan dapat dijadikan sebagai alternatif adalah Suramadu dikemas menjadi obyek wisata dan pengemasannya dengan bentuk pasar yang dikombinasikan dengan tempat wisata, agar dapat menarik pengunjung lebih banyak.

Lokasi di sekitar gerbang jembatan Suramadu yang ada di Madura dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membuat pasar wisata. Pemerintah perlu mendirikan beberapa bangunan bagi para pedagang baik itu makanan, minuman, maupun assesoris khas Madura serta sedikit mengemas pantai untuk dijadikan sebagai tempat wisata yang ada di dekat gerbang jembatan Suramadu pada sisi Madura.

Pengambilan tempat wisata Suramadu diposisikan di bagian Madura karena bertujuan sebagai peningkatan perekonomian masyarakat Madura dan banyaknya potensi yang dimiliki Madura yang belum terjamah oleh industrialisasi sehingga masih terlihat nuansa alaminya. Hal ini yang dapat menarik wisatawan untuk berwisata ke Madura karena nuansa alami yang dimilikinya, sehingga diharapkan dapat merambat ke wisata-wisata lain yang sudah ada di Madura menjadi lebih ramai.

Pantai yang kelola sebagai tempat wisata itu akan membantu masyarakat sekitar terutama para nelayan, karena dapat memanfaatkan beberapa kapal nelayan yang khusus untuk mengangkut para wisatawan yang berkunjung untuk keliling melihat keindahan jembatan Suramadu serta panoramanya dari bawah jembatan Suramadu. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat ataupun membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat Madura.

Lokasi di dekat gerbang jembatan Suramadu merupakan lokasi yang strategis untuk dijadikan sebagai lokasi pasar wisata Suramadu karena para pengendara kendaraan bermotor yang melewati jembatan dapat berkunjung ke tempat pasar wisata Suramadu walaupun hanya untuk mencari minuman. Diusahakan tempat wisata tersebut tidak jauh dari akses jalan raya yang jalurnya menuju gerbang jembatan Suramadu di sisi Madura, sehingga lokasi pasar wisata jembatan Suramadu akan lebih mudah ditempuh untuk menuju lokasinya.

Dibangunnya pasar wisata Suramadu diharapkan dapat meningkatkan roda perekonomian, terutama bagi masyarakat Madura. Di samping itu tujuan dibangunnya pasar wisata Suramadu yang terletak di dekat jembatan Suramadu adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan sebagai tempat relokasi bagi sebagaian pedagang yang awalnya mereka menjajakan dagangannya di pelabuhan penyebrangan Ujung-Kamal yang ingin terlibat meramaikan pasar wisata Suramadu, karena kondisi setelah jembatan Suramadu dioperasikan penghasilan pedagang di pelabuhan Ujung-Kamal berkurang.

Oleh karena itu, dengan adanya gagasan untuk membangun pasar wisata Suramadu ini, diharapkan pemerintah segera merealisasikannya sebagai proses pembangunan serta memberikan fasilitas–fasilitas penunjang untuk para pedagang agar dapat berjualan demi kelangsungan roda perekonomian di Madura. Sehingga diharapkan tidak hanya PAD Madura yang tinggi tapi pendapatan masyarakat Madura juga tinggi.

Strategi ini dapat memberikan efek positif dari segi wisata, yakni wisata di Madura menjadi bertambah karena semakin banyak memunculkan inovasi–inovasi berkenaan dengan wisata yang akan berdampak pada bertambahnya pajak daerah sehingga perekonomian masyarakat Madura semakin lancar jika diiringi dengan financial yang cukup untuk mendanai serta menfasilitasi masyarakat Madura. Selain itu, Madura juga akan mempunyai keunggulan baru selain jembatan Suramadu yaitu pasar wisata Suramadu.


BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Madura memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan sebagai lahan peningkatan perekonomian masyarakat Madura. Kelemahan dari pemerintah daerah dan masyarakat Madura adalah masih belum mampu mengemas seindah dan semaksimal mungkin keunggulan yang dimilikinya sehingga belum menjadi produk atau kawasan unggulan.

Jembatan Suramadu yang telah tersambung mengakibatkan pulau Jawa dan Madura menjadi satu. Tersambungnya jembatan terpanjang di Indonesia itu merupakan suatu babakan baru bagi masyarakat Madura. Pasalnya, masyarakat Madura selama ini dikenal dengan masyarakat yang tradisional dengan tradisi keagamaan yang tinggi. Maka dengan adannya suramadu (Surabaya-Madura) akan menjadi tantangan baru bagi masyarakat Madura.

Antisispasi dan pemanfaatan berdirinya jembatan Suramadu dan dapat dijadikan sebagai alternatif peningkatan perekonomian masyarakat Madura adalah Suramadu dikemas menjadi obyek wisata dan pengemasannya dengan bentuk pasar yang dikombinasikan dengan tempat wisata, agar dapat menarik pengunjung lebih banyak.

Konsep kombinasi pasar dan wisata merupakan suatu konsep yang di tempat tersebut terdapat tempat wisata pantai yang memanfaatkan pantai dan kapal para nelayan untuk berkeliling di bawah jembatan Suramadu dan mempunyai pasar sebagai tempat berjualan masyarakat Madura.

Lokasi yang menarik untuk dijadikan pasar wisata Suramadu adalah di sekitar gerbang jembatan Suramadu yang ada di Madura. Pemerintah hanya perlu mendirikan beberapa bangunan bagi para pedagang baik itu makanan, minuman, maupun assesoris khas Madura serta sedikit mengemas pantai untuk dijadikan sebagai tempat wisata yang ada di dekat gerbang jembatan Suramadu pada sisi Madura.

Pemanfaatan pantai di sekitar Suramadu merupakan suatu alternatif pemaksimalan sumber daya yang ada karena jembatan Suramadu mempunyai keindahan tersendiri, sehingga diharapkan pasar wisata suramadu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Madura dan mengurangi pengangguran untuk mengentaskan kemiskinan.

5.2. Saran

1. Bagi pemerintah dan masyarakat Madura hendaknya memanfaatkan secara maksimal sumber daya yang ada di Madura secara tepat.

2. Bagi masyarakat Madura hendaknya menganggap positif bahwa beroprasinya jembatan Suramadu merupakan anugrah dan tantangan.

3. Bagi pemerintah dan masyarakat umum hendaknya bersama-sama menjaga keberadaan Jembatan Suramadu dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab



DAFTAR PUSTAKA

Abi. Jembatan Suramadu Dan Penjelasan Suramadu. 2009 http://rumahabi.info/jembatan-suramadu-dan-penjelasan-suramadu. html [20 juni 2009]

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rhineka Cipta. Jakarta

Busri Thaha. Merebut Madura Pasca Suramadu. 2009. http://cahayapemikiran.blogspot.com/2009/05/merebut-madura-pasca-suramadu.html [21 juni 2009]

Fuad. Muhammad. 2000. Pengantar Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

http://organisasi.org/pengertian_definisi_pasar_dan_faktor_produksi_ilmu_ekonomi_manajemen [15 juni 2009 ]

Nilam Ramadhani. Jembatan Suramadu dan Akselerasi Pembangunan di Madura. 2009. www.desantara.org [ 15 Juni 2009 ]

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. PT BPFE–Yogyakarta. Yogyakarta

Salah Wahab, Kodhyat, James J. Spillane, Robert McIntosh dan Shaskinant Gupta, Richard Sihite. Pengertian Pariwisata. 2007 http://arison001.blogspot.com/2008/02/pengertian-pariwisata.html [20 juni 2009

Surabaya – Surabaya web.com

http://surabayawebs.com/index.php/2009/06/11/dampak-suramadu-struktur-tata-ruang-jatim-berubah-dishub-perpanjang-trayek/ [21 Juni 2009]

Triandaru, Sigit. 2000. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, terjemahan dari William A. McEachern. Salemba Empat. Jakarta

Tidak ada komentar: